Aspek-Aspek Perkembangan Anak
Usia Dini
Pada masa
usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden
years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk
menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda,
seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual.
Masa peka adalah masa terjadinya kematangan
fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh
lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan
kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral.
1.
Aspek Perkembangan Kognitif
Tahapan
Perkembangan Kognitif sesuai dengan teori Piaget adalah: (1) Tahap
sensorimotor, usia 0 – 2 tahun. Pada masa ini kemampuan anak terbatas pada
gerak-gerak refleks, bahas awal, waktu sekarang dan ruang yang dekat saja; (2)
Tahap pra-operasional, usia 2 – 7 tahun. Masa ini kemampuan menerima rangsangan
yang terbatas. Anak mulai berkembang kemampuan bahasanya, walaupun pemikirannya
masih statis dan belum dapat berpikir abstrak, persepsi waktu dan tempat masih
terbatas; (3) Tahap konkret operasional, 7 – 11 tahun.
Pada
tahap ini anak sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan,
menyusun, menderetkan, melipat dan membagi; (4) Tahap formal operasional, usia
11 – 15 tahun. Pada masa ini, anak sudah mampu berfikir tingkat tinggi, mampu
berfikir abstrak.
2.
Aspek Perkembangan Fisik
Perkembangan
motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui
kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot terkoordinasi (Hurlock: 1998).
Keterampilan motorik anak terdiri atas keterampilan motorik kasar dan keterampilan
motorik halus. Keterampilan motorik anak usia 4-5 tahun lebih banyak berkembang
pada motorik kasar, setelah usia 5 tahun baru.terjadi perkembangan motorik
halus.
Pada
usia 4 tahun anak-anak masih suka jenis gerakan sederhana seperti berjingkrak-jingkrak,
melompat, dan berlari kesana kemari, hanya demi kegiatan itu sendiri tapi
mereka sudah berani mengambil resiko. Walaupun mereka sudah dapat memanjat
tangga dengan satu kaki pada setiap tiang anak tangga untuk beberapa lama,
mereka baru saja mulai dapat turun dengan cara yang sama.
Pada
usia 5 tahun, anak-anak bahkan lebih berani mengambil resiko dibandingkan
ketika mereka berusia 4 tahun. Mereka lebih percaya diri melakukan ketangkasan
yang mengerikan seperti memanjat suatu obyek, berlari kencang dan suka berlomba
dengan teman sebayanya bahkan orangtuanya (Santrock,1995: 225)
3.
Aspek Perkembangan Bahasa
Hart
& Risley (Morrow, 1993) mengatakan umur 2 tahun, anak-anak memproduksi
rata-rata dari 338 ucapan yang dapat dimengerti dalam setiap jam, cakupan lebih
luas adalah antara rentangan 42 sampai 672. 2 tahun lebih tua anak-anak dapat
mengunakan kira-kira 134 kata-kata pada jam yang berbeda, dengan rentangan 18
untuk 286.
Membaca
dan menulis merupakan bagian dari belajar bahasa. Untuk bisa membaca dan
menulis, anak perlu mengenal beberapa kata dan beranjak memahami kalimat.
Dengan membaca anak juga semakin banyak menambah kosakata. Anak dapat belajar
bahasa melalaui membaca buku cerita dengan nyaring. Hal ini dilakukan untuk
mengajarkan anak tentang bunyi bahasa.
4.
Aspek Perkembangan Sosio-Emosional
Masa
TK merupakan masa kanak-kanak awal. Pola perilaku sosial yang terlihat pada
masa kanak-kanak awal, seperti yang diungkap oleh Hurlock (1998:252) yaitu:
kerjasama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial,
simpati, empat, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri
sendiri, meniru, perilaku kelekatan.
Erik
Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang ahli psikoanalisis
mengidentifikasi perkembangan sosial anak: (1) Tahap 1: Basic Trust vs Mistrust
(percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.Dalam tahap ini bila dalam merespon
rangsangan, anak mendapat pengalaman yang menyenamgkan akan tumbuh rasa percaya
diri, sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan akan menimbulkan rasa
curiga; (2) Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-3
tahun. Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan seluruh
otot-otot tubuhnya.
Anak
pada masa ini bila sudah merasa mampu menguasai anggota tubuhnya dapat
meimbulkan rasa otonomi, sebaliknya bila lingkungan tidak memberi kepercayaan
atau terlalu banyak bertindak untuk anak akan menimbulkan rasa malu dan
ragu-ragu; (3) Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia
4-5 tahun.
Pada
masa ini anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orang tua, anak
dapat bergerak bebas dan ber interaksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari
orang tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif, sebaliknya dapat menimbulkan
rasa bersalah; (4) Tahap 4 : industry vs inferiority (percaya diri vs rasa
rendah diri), usia 6 tahun – pubertas.
Anak
telah dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan untuk menyiapkan diri
memasuki masa dewasa. Perlu memiliki suatu keterampilan tertentu. Bila anak
mampu menguasai suatu keterampilan tertentu dapat menimbulkan rasa berhasil,
sebaliknya bila tidak menguasai, menimbulkan rasa rendah diri.
Daftar
Pustaka
Arya,
P.K. 2008. Rahasia Mengasah Talenta Anak. Jogjakarta: Think
Hurlock,
Elizabeth B. 1998. Psikologi Perkembangan, terj. Istiwidiyanti dan
Soedjarwo. Jakarta: Erlangga
Papalia,
Diane E, Etc. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan, terjemahan A. K.
Anwar). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar