Minggu, 23 Desember 2012

psikologi aud



MAKALAH
PSOKOLOGI PERKEMBANGAN AUD II
PERKEMBANGAN EMOSI AUD











Disususn oleh
debi yatri
54418







JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGRI PADANG
2012
PERKEMBNGAN EMOSI AUD

  1. HAKIKAT PERKEMBANGAN EMOSI
Pada umumnya perbuatan kita sehari-hari disertai oleh perasaan- perasaan tertentu, yaitu perasaan senang atau perasaan tidak senang. Perasaan senang atau tidak senang yang selalu menyertai perbuatan- perbuatan kita sehari-hari itu disebut warna efektif. Warna efektif ini kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah atau samar-samar saja. Emosi adalah sebagai sesuatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa ( a strid up state) yang menyertai atau munculnya sebelum dan sesudah terjadinya perilaku. (Syamsudin, 2005:114).
Perbedaan antara perasaan dan emosi tidak dapat dinyatakan dengan tegas, karena keduanya merupakan suatu kelangsungan kualitatif yang tidak jelas batasnya. Pada suatu saat tertentu, suatu warna efektif dapat dikatakan sebagai perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagai emosi. Jadi, sukar sekali kita mendefinisikan emosi. Oleh karena itu, yang dimaksudkan dengan emosi di sini bukan terbatas pada emosi atau perasaan saja, tetapi meliputi setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai dengan warna efektif, baik pada tingkat yang lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang (mendalam).
Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri–ciri sebagai berikut :
·               Lebih bersifat subyektif daripada peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan dan berpikir.
·                Bersifat fluktuatif ( tidak tetap ).
·                Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera.

      Mengenai ciri – ciri emosi ini dapat dibedakan antara emosi anak dan emosi pada orang dewasa sebagai berikut :

EMOSI ANAK
1. Berlangsung singkat dan berakhir tiba-tiba
2 .Terlihat lebih hebat dan kuat
3. Bersifat sementara/dangkal
4. Lebih sering terjadi
5. Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya

EMOSI ORANG DEWASA
1. Berlangsung lebih lama dan berakhir dengan lambat
2. Tidak terlihat hebat/kuat
3. Lebih
4. Jarang terjadi
5. Sulit diketahui karena lebih pandai menyembunyikannya
Membedakan satu emosi dari emosi lainnya dan menggolongkan emosi-emosi yang sejenis ke dalam satu golongan atau satu tipe adalah sangat sukar dilakukan karena hal-hal yang berikut ini:
a. Emosi yang sangat mendalam (misalnya sangat marah atau sangat takut) menyebabkan aktivitas badan yang sangat tinggi, sehingga seluruh tubuh diaktifkan, dan dalam keadaan seperti ini sukar untuk menentukan apakah seseorang sedang takut atau sedang marah.
b. Satu orang dapat menghayati satu macam emosi dengan berbagai cara. Misalnya, kalau marah ia mungkin gemetar di tempat, tetapi lain kali mungkin ia memaki-maki, dan lain kali lagi ia mungkin lari.
c. Nama yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosi biasanya didasarkan pada sifat rangsangnya bukan pada keadaan emosinya sendiri. Jadi, "takut" adalah emosi yang timbul terhadap suatu  yang bahaya, "marah" dalah emosi yang timbul terhadap sesuatu yang menjengkelkan.
d. Pengenalan emosi secara subyektif dan introspektif, juga sukar dilakukan karena selalu saja akan ada pengaruh dari lingkungan.
Pertumbuhan dan perkembangan emosi, seperti juga pada tingkah laku lainnya, ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar. Seorang bayi yang baru lahir sudah dapat menangis, tetapi ia hampir mencapai tingkat kematangan tertentu sebelum ia dapat tertawa. Kalau anak itu sudah lebih besar, maka ia akan belajar bahwa menangis dan tertawa dapat digunakan untuk maksud-maksud tertentu pada situasi- situasi tertentu.
Pada bayi yang baru lahir, satu-satunya emosi yang nyata adalah kegelisahan yang nampak sebagai ketidaksenangan dalam bentuk menangis dan meronta.
Pengaruh kebudayaan besar sekali terhadap perkembangan emosi, karena dalam tiap-tiap kebudayaan diajarkan cara menyatakan emosi yang konvensional dan khas dalam kebudayaan yang bersangkutan, sehingga ekspresi emosi tersebut dapat dimengerti oleh orang-orang lain dalam kebudayaan yang sama. Klineberg pada tahun 1938 menyelidiki literatur-literatur Cina dan mendapatkan berbagai bentuk ekspresi emosi yang berbeda dengan cara-cara yang ada di dunia Barat. Ekspresi-ekspresi itu antara lain :
a. Menjulurkan lidah kalau keheranan.
b. Bertepuk tangan kalau kuatir.
c. Menggaruk kuping dan pipi kalau bahagia.
  1. JENIS-JENIS EMOSI
Stewart at all ( 1985) mengutarakan perasaan senang, marah,takut, dan sedih sebagai basic emotions.
a.       Gembira
Setiap orang pada berbagai usia, mulai dari bayi hingga orang yang sudah besar mengenal perasaan yang menyenangkan. Pada umumnya perasaan gembira dan senang diekspresikan dengan tersenyum, atau tertawa. Dengan perasaan menyenangkan seseorang dapat merasakan cinta, dan kepercayaan diri. Perasaan gembira ini juga ada dalam aktivitas kreatif pada saat menemukan sesuatu. Mencapai kemenangan ataupun aktivitas reduksi stress ( izard dalam stewart,1985)

b.      Marah
Emosi marah terjadi pada saat individu merasa dihambat. Frustasi karena tidak mencapai yang diinginkan, dicerca orang, diganggu atau dihadapkan pada suatu tuntutan yang berlawanan dengan keinginanya. Perasaan marah ini membuat orang seperti ingin menyerang musuhnya. Kemarahan membuat individusangant bertenaga dan mengikuti nafsunya. Ia membuat otot kencang da n otot wajah merah, bartlet dan izart ( stewart, 1985 ) menguraikan ekspresi wajah tatkala marah yang ditandai dengan dahi yang berkerut, tatapan tajam pada objek pencetus kemarahan, membesarnya cuping hidung, bibir ditarik kebelakang, memperlihatkan gigi yang mencengkeram, dan seringkali ada rona merah dikulit.

c.       Takut
Perasaan takut merupakan bentuk emosi yang menunjukan adanya bahaya. Menururt Helen ross ( dalam simanjuntak, 1984 ) perasaan takut adalah suatu perasaan yang hakiki dan erat hubunganya dengan upaya mempertahankan diri. Stewart ( 1985 ) mengatakan bahwa perasaan takut mengembangkan sinyal-sinyal aanya bahay dan menuntun individu untuk bergerak dan bertindak. Perasaan takut ditandai oleh perubahan fisiologis, seperti mata melebar, berhati-hati, berhenti bergerak, baan gemetar, menangis, bersembunyi, melarikan diri atau berlindung dibelakang punggung orang lain.

d.      Sedih
Dalam kehidupan individu akan merasa sedih pada saat ia berpisah dari yang lain, terutama berpisah dengan orang-orang yang dicintai. Perasaan tersaing, ditinggalkan, ditolak, atau tidak diperhatikan dapat membuat individu bersedih. Selanjutnya stewart at all ( 1985 ) mengungkapkan bahwa ekspresi kesedihan individu biasanya ditandai dengan alis dan kening mengkerut ke atas dan mendalam, kelopak mata ditarik keatas, ujung mulut ditarik ke bawah, serta dagu di angkat pada pusat bibir bagian bawah.
           
Klasifikasi emosi positif dan negative sebagaimana yang dikemukakan oleh reynold (1987) tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Emosi positif
Rela, lucu, kegembiraan/ keceriaan, kesenangan/kenyamanaan, rasa ingin tahu, kebahagiaan, kesukaan, rasa cinta/kasih saying, ketertarikan / takjub.
  1. Emosi negative
Tidak sabaran, kebimbangan, rasa marah, kecurigaan, rasa cemas, rasa bersalah, rasa cemburu, rasa jengkel, rasa takut, dpresi, kesedihan, rasa benci.

  1. INTENSITAS EMOSI
Intensitas emosi yaitu tingkat ukuran emosi, yang mana pada perkembangan sosial emosional aud, sebagaimana yang diungkapkan dalam buku kelas yang berpusat pada anak ( cri: 2000 )
    1. Anak usia 3 tahun, diharapkan dapat memilih teman bermain, memulai interaksi sosial dengan anak lain, berbagi mainan, bahan ajar atau makanan, meminta izin untuk memakai benda orang lain, mengekspresikan sejumlah emosi melalui tindakan, kata-kata atau ekspresi wajah
    2. Anak usia 3 tahun 6 bulan diharapkan dapat menunggu atau menunda keinginan selama menit, menikmati kedekatan sementara dengan salah satu tean bermain.
    3. Anak usia 4 tahun diharapkan dapat menunjukan kebanggaan terhadap keberhasilan, membuat sesuatu karena imajinasi yang dominan, memecahkan masalah dengan teman melaui proses pengantian, persuasi dan negosiasi.
    4. Anak usia 4 tahun 6 buan diharapkan dapat menunjukan rasa percaya diri, dalam mengerjakan tugas, menceritakan kejadian atau pengalaman yang baru berlalu, lebih menyukai ditemani teman sebaya di banding orang dewasa, menyatakan alasan untuk alasan orang lain, menggunakan barang-barag milik orang lain dengan hati-hati, menghentikan perilaku yang tidak pantas karena satu kali teguran
    5. Anak usia 5 tahun, memiliki beberapa kawan, memuji, member semangat atau dorongan anak lain,
    6. Anak usia 5 tahun 6 buan, mencari kemandirian lebih banyak, seringkali puas, menikmati hubungan dengan anak lain meski pada saat krisis muncul, menyatakan pernyataan, pernyataan positif mengenai keunikan dan keterampilan, berteman ecara mandiri.
  1. BENTUK-BENTUK EKSPRESI EMOSI AUD
Adapun bentuk-bentuk emosi umum terjadi pada awal masa kanak-kanak sebagaimana yang dikemukakan Hurlock ( 1993:117 ) adalah sebagai berikut.
a)      Amarah
Marah seringkali muncul sebagai reaksi terhadap frustasi, sakit hati, dan merasa terancam. Pada umumnya, frustasi atau keinginan yang tidak terpenuhi merupakan hal yang paling sering menimbulkan kemarahan pada tiap tingkat usia. Dibandingkan rasatakut, rasa marah, lebih sering muncul pada masa kanak-kanak. Ini disebabkan rangsangan-rangsangan untuk marah lebih sering dialami anak ketimbang rangsangan yang menimbulkan rasa takut. Selain itu dalam tahun-tahun pertama, anak sering belajar dari pengalaman bahwa dengan marah keinginanaya akan terpenuhi. Menurut harlock ( 1991 ) reaksi marah umumnya bisa  dibedakan menjadi dua kategori besar, yaiut:
·         Marah yang impulsive biasanya disebut juga agresi. Marah jenis ini ditujukan langsung pada orang lain binatang atau objek, bias dalam bentuk reaksi fisik, bias pula verbal, bias ringan, bias ringan atau intens. Amukan atau tempertantrum adalah hal yang bias dijumpai pada anak-anak.
·         Marah yang terhambat adalah marah yang tidak dicetuskan karena dikendalikan atau ditahan. Biasanya anak-anak bereaksi menarik diri, melarikan diri dari anak atau orang lain yang menyebabkan ia marah, biasanya ia bersikap lesu masa bodoh atau tidak berani.
b)      Takut
Berkenaan dengan rasa takut ini Hurlock ( 1991) mengemukakan adanya reaksi emosi yang berdekatan dengan reaksi takut, yaitu shyness atau rasa malu, embarrassment atau merasa kesulitan, khawatir dan anxiety atau cemas  adapun penjelasan masing-masing dapat kita ikuti berikut ini.
·               Skyness atau malu adalah reaksi takut yang ditandai dengan rasa segan berjumpa dengan orangyang dianggap asing. Sejak usia enam bulan anak mulai mengalami kematangan secara intelektual, keadaan ini menyebabkan mereka mul;ai mampu membedakan antar orang yang dikenalnya dan tidak dikenalnya, namun pada usia ini mereka belum matang untuk memahami bahwa orang yang tidak dikenalnya tidak mengancam dirinya.
·               Embarrassment merasa sulit tidak mampu atau malu melakukan sesuatau merupakan reaksi takut akan penilaian orang lain pada dirinya. Timbulnya reaksi ini karena anak sudah mampu memahami harapan dan penilaian yang dapat diperoleh dari lingkunagan social.
·               Khawatir timbul disebabkan oleh rasa takut yang dibentuk oleh pikiran anak sendiri, biasanya mengenai hal-hal khusus, misalnya takut dihukum orang tua, takut sekolah, takut terlambat, dll.
·               Anxiary atau cemas, merupakan perasaan takut sesuatu yang tidak jelas dan dirasakan oleh anak sendiri karena sifatnya subjectif.
c)      Cemburu
Ada tiga penyebab utama yang menimbulkan kecemburuan pada masa kanak-kanak yaitu sebagai berikut.
·               Cemburu yang terjadi dimasa kanak-kanak biasanya berasal dari kondisi rumah misalnya kehadiran adik baru.
·               Situasi social disekolah juga bias menjadi penyebab timbulnya rasa cemburu pada anak.
·               Cemburu pada anak juga bias timbul karena anak merasa saudaranya atau anak yang lain memiliki mainan yang lebih bagus.
d)     Ingin tahu
Rasa ingin tahu yang besar merupakan perilaku khas anak prasekolah. Bagi mereka kehidupan ini sangat menarik dan ajaib untuk dieksplorasikan bagi anak usia dini tidak ada perbedaan antara ulat bulu dengan teleskop jarak jauh.
e)      Iri hati
Iri hati muncul padasaat anak merasa ia tidak memperoleh perhatian yang diharapkan sebagaimana yang diperoleh teman atau kakanya. Perasaan iri hati muncul lebih bersifat emosi negative.
f)       Senang/gembira
Pada anak balita kegembiraan biasanya terlihat saat ia bermain dengan anak-anak seusianya, terutama saat ia bisa menunjukan kemampuan yang lebih dari teman-temanya. Dengan bertambahnya usia anak pun akan belajar mengekspresikan kegembiraanya dalam cara-cara yang diterima oleh lingkungan.


g)      Sedih
Perasaan sedih merupakan emosi negative yang kemunculanya didorong oleh perasaan kehilangan atau ditinggalkan oleh orang yang disayangainya.
h)      Kasih saying
Kasih saying merupakan emosi positif yang sangat penting keberadaanya. Ia menjadi dasar berbagai macam perilaku emosi dan kepribadian yang sehat, kekurangan kasih saying pada awal masa kanak-kanak dapat berdampak buruk terhadap pembentukan kepribadianya di masa depan.
  1. PERANAN BERMAIN DALAM PENYALURAN EMOSI AUD
Aktivitas bermain bagi seorang anak memiliki peranan yang cukup besar dalam mengembangkan kecakapan sosialnya sebelum anak mulai berteman. Aktivitas bermain menyiapkan anak dalam menghadapi pengalaman sosialnya. Sikap yang dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain antara lain:
1.      Sikap social
Bermain mendorong anak untuk meninggalkan pola berpikir egosentrisnya. Dalam situasi bermain anak dipaksa untuk mempertimbangkan sudut pandang teman bermainya sehingga ia menjadi kurang egosentris. Dalam permainan, anak belajar bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
2.      Belajar berkomunikasi
Untuk dapat bermain dengan baik bersama orang lain, anak harus bisa mengerti dan dimengerti oleh teman-temanya. Hal ini mendorong anak untuk belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik, bagaimana membentuk hubungan social, bagaiman menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam hubungan tersebut.
3.      Belajar mengorganisasi
 Saat bermain bermain bersama orang lain, anak juga berkesempatan belajar berorganisasi bagaiman ia harus melakukan pembagian peran diantara mereka yang turut serta dalam permainan tersebut, misalnya siapa yang menjadi guru dan siapa yang menjadi muridnya
4.      Lebih menghargai orang lain dan perbedaan-perbedaan
Bermain memungkinkan anak mengembangkan kemampuan empatinya. Saat bermain dalam sebuahperan, misalnya anak tidak hanya memerankan identitas si tokoh, tapi juga pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan tokoh tersebut.
5.      Menghargai harmoni dan kompromi
Saat dirinya semaikin luas dan kesempatan berinteraksi semakin sering dan bervariasi maka akan tumbuh kesadaranya akan makna peran social, persahabatan, perlunya menjalin hubungan serta perlunya strategi dan diplomasi dalam berhubungan dengan orang lain, anak tidak akan begitu saja merebut mainan teman, misalnya karena ia tahu akan konsekuensi ditinggalkan atau dimusuhi.
























DAFTAR PUSTAKA

Chatarina, Wahyurini & Yahya Ma’shum. 2006. Iiih … Emosi Banget Deh. Jakarta : Pustaka Gramedia

Dirgagunarsa, singgih. 1978. Pengantar Psikologi. Jakarta: Mutiara
Syaodih, Nana dan Moh. Surya. 1978. Pengantar Psikologi.
Bandung: IKIP

Nugraha,Ali, dkk.2005.metode pengembangan sosial emosional.universitas terbuka:Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar